DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Ruang Lingkup............................ ………………………………………………...1
1.2tujuan Penulisan............................ ………………………………………………...1
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................................. 2
II.1 SUHU........................................................................................................................... 2
a.alat ukur suhu.................................................................................................................... 2
b. thermometer bimetal........................................................................................................ 3
c.termometer gas.................................................................................................................. 3
II.2 KALOR............................................................................................................................. 3
a) Kalor Jenis.......................................................................................................... 3
b)
Kapasitas kalor................................................................................................................ 3
c.) Kalor lebur ......................................................................................................... 5
d) Kalor uap............................................................................................................. 5
e) Azas Black .......................................................................................................... 5
f) Kalorimeter.......................................................................................................... 6
II.3 PERPINDAHAN KALOR.................................................................................. 6
II.4 PERUBAHAN WUJUD...................................................................................... 6
II.5 PEMUAIAN......................................................................................................... 9
II.6 MASALAH & MANFAAT PEMUAIAN........................................................... 12
BAB III. KESIMPULAN.................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.Ruang
Lingkup Pembahasan
Pada dasarnya kehidupan manusia selama ini tidak bias terlepas dari yang
namanya suhu dan kalor. Dalam kehidupan manusia yang selalu menjidak kalor
sebagai alat untuk menjaga kestabilan manusia dalm menjalankan kehidupanya di
muka bumio ini. Dialam modernisasi seperti ini aplikasi kalor dibidang
teknologi mungkin tidak sulit anda temukan bahkan juga mungkin terdapat dirumah
anda,yaitu lemari es, suatu mesin yang diantaranya mengubah suatu air menjadi
es.aplikasi perpindahan kalor dialamanda jumpai pada sirkuilasi udara di
pantai. Pada siang hari bertiup angin dari laut menuju darat, disebut angin
laut. Begitu pula sebaliknya pada malam hari bertiup angin dari darat menuju
laut..Bagaimana air biasa menjadi es?, mengapa air laut bertiup Siang hari dan
angin darat bertiup malam hari?.Hal-hal tersebut merupakan bagian-bagian
daripada suhu dan kalor.
Makalah ini dispesifikasikan pada satu tinjauan permasalahan yang dilihat
dari berbagai topik yang muncul dari suhu dan kalor itu sendiri, dimana pokok
pembahasannya meliputi :
a.pengertian suhu dan kalor
b.komponen yang ada dalam suhu dan kalor
B.Tujuan
Penulisan Makalah
Adapun tujuan yang diharapkan oleh penulis dengan penulisan makalah ini
adalah selain memenuhi TUGAS penunjang dalam mata kuliah telaah fisika dasar1,
juga dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
mahasiswa dalam bidang fisika pada umumnya terutama materi tentang suhu dan
kalor pada khususnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. SUHU
Suhu atau temperatur benda adalah besaran yang menyatakan
derajat panas suatu benda. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi,
sedangkan benda yang dinginkan memiliki suhu yang rendah. Perlu diketahui bahwa
suhu merupakan besaran, maka yang memiliki suhu tentu benda. Misalnya suhu es
yang sedang mencair, suhu air yang mendidih dan seterusnya. Jadi tidak ada suhu
tempat atau ruangan, yang ada adalah suhu udara di tempat atau ruangan.
a). Alat Ukur Suhu
Ketika kita memanaskan atau mendinginkan suatu benda
sampai pada suhu tertentu, bebrapa sifat fisik benda tersebut berubah.
Sifat-sifat benda yang akibat berubah adanya perubahan suhu di sebut sifat
termometrik. Sifat termometrik suatu zat dapat di manfaatkan sebagai suatu alat
pengukur suhu. Thermometer adalah alat yang di gunakan untuk mengukur suhu atau
benda. Berbagai jenis thermometer di buat berdasarkan beberapa sifat
termometrik zat, seperti pemuain zat padat, pemuain zat cair, pemuain gas,
tekanan zat cair, teknan udara, regangan zat padat, hambatan zat terhadap arus
listrik, dan intensitas cahaya (radiasi benda).
Berdasarkan sifat termomatrik zat, jenis-jenis thermometer antara lain sebagai berikut.
Thermometer Zat Cair Alat ni bekerja berdasarkan prinsip bahwazat cair akan memuai (bertamba volumenya jika di panaskan).
Berdasarkan sifat termomatrik zat, jenis-jenis thermometer antara lain sebagai berikut.
Thermometer Zat Cair Alat ni bekerja berdasarkan prinsip bahwazat cair akan memuai (bertamba volumenya jika di panaskan).
b)Thermometer
Bimetal
Alat ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa logam akan
memuai (bertambah panjang) jika di panaskan. Thermometer Hambatan Alat ini
bekerja berdasar prinsi bahwa seutas kawat logam di panaskan, hambatan
listriknya akan bertambah. Perubahan hambatan listrik ini kemudian di ubah ke
dalam pulsa-pulsa listrik. Pulsa listrik inilah yang menunjukan suhu saat itu.
Temokopel Perbedaan pemuain antara dua logam yang ke dua ujungnya di sentuhkan di manfaatkan pada termokopel. Pada prinsipnya, pemuaian yang berbeda antara dua logam yang ujungnya di sentuhkan akan menghasilkan gaya gerak listrik (GGL). Besar GGL inilah yang di manfaatkan oleh termokopel untuk menunjukan suhu.
Temokopel Perbedaan pemuain antara dua logam yang ke dua ujungnya di sentuhkan di manfaatkan pada termokopel. Pada prinsipnya, pemuaian yang berbeda antara dua logam yang ujungnya di sentuhkan akan menghasilkan gaya gerak listrik (GGL). Besar GGL inilah yang di manfaatkan oleh termokopel untuk menunjukan suhu.
c)Thermometer
Gas
Bila sejumlah gas yang di panaskan volumenya di jaga
tetap, tekanannya akan bertambah. Sifat termometrik. inilah yang di manfaatkan
untuk mengukur suhu pada thermometer gas.
Pyrometer
Pyrometer bekerja dengan mengukur intensitas radiasi
yang di pancarkan oleh benda yang sangat panas. Instrument pyrometer tidak
menyentuh benda panas sehingga pyrometer dapat di gunakan untuk mengukur suhu
yang sangat tinggi (kira-kira 5000C – 30000C) yang dapat membakar habis
thermometer jenis lainnya.
Secara umum Termometer terbagi tiga, yaitu
Termometer Celcius, Termometer Reamur,
Termometer Kelvin dan Termometer Fahrenheit.
2. KALOR
Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang
suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda
bersentuhan.
Kalor yang diberikan dalam sebuah benda dapat
digunakan untuk 2 cara, yaitu untuk merubah wujud benda atau untuk menaikkan
suhu benda itu.
Besar kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan
untuk menaikkan suhu
tergantung pada :
massa benda
kalor jenis benda
perbedaan suhu kedua
benda
Secara matematis persamaan dapat ditulis dengan :
dengan ketentuan:
- = Kalor yang diterima suatu zat (Joule)_
- = Massa zat (Kilogram)
- = Kalor jenis (Joule/kilogram°C,
- = Perubahan suhu (°C)
1.a) Kalor Jenis
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan
untuk menaikan suhu satu kg air sebesar 10 C. Untuk mencari kalor jenis, rumusnya
adalah
:
Untuk mencari massa zat, rumusnya adalah:
Untuk mencari massa zat, rumusnya adalah:
1.b) Kapasitas kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan
oleh benda untuk menaikkan suhunya 1°C.
Rumus kapasitas kalor:
dengan syarat:
·
= Kalor yang diterima suatu zat
(Joule)
·
= Kapasitas kalor (Joule/°C)
·
= Massa zat (Kilogram)
·
= Kalor jenis (Joule/kilogram°C)
·
= Perubahan suhu (°C)
1.c.) Kalor lebur
Rumus:
dengan ketentuan:
dengan ketentuan:
·
= Kalor yang diterima suatu zat
(Joule)
·
= Massa zat (kilogram)
·
= Kalor lebur zat (Joule/kilogram)
1.d) Kalor uap
Rumus:
dengan ketentuan:
dengan ketentuan:
·
= Kalor yang diterima suatu zat
(Joule)
·
= Massa zat (Kilogram)
·
= Kalor uap zat (Joule/kilogram)
1.e) Azas Black
Teori kalorik menyatakan bahwa setiap benda mengandung sejenis zat
alir (kalorik) yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Teori ini diperkena
lkan oleh Antoine Lavoiser.
Teori ini juga menyatakan bahwa benda yang suhunya
tinggi mengandung lebih banyak kalor dari pada benda yang suhunya rendah. Ketika kedua benda
disentuhkan, benda yang suhunya tinggi akan kehilangan sebagian kalor yang
diberikan kepada benda bersuhu rendah. Akhirnya para ilmuwan mengetahui bahwa
kalor sebenarnya merupakan ssalah satu bentuk energi.
Karena merupakan energi maka berlaku prinsip kekekalan energi yaitu
bahwa semua bentuk energi adalah ekivalen (setara) dan ketika sej umlah energi
hilang, proses selalu disertai dengan munculnya sejumlah energi yang sama dalam
bentuk lainnya. Kekekalan energi pada pertukaran kalor pertama kali ditemukan
oleh seorang ilmuwan Inggris Joseph Black dengan pernyataan : kalor yang
dilepaskan o leh air panas (Qlepas) sama dengan kalor yang diterima air dingin
(Q terima). Secara matematis pernyataan tersebut dapat ditulis dengan :
Qlepas
= Qterima
1.f) Kalorimeter
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk
menentukan kalor jenis suatu zat. Kalorimeter yang paling banyak digunakan
adalah kalorimeter aluminium. Alat ini dirancang sehingga pertukaran kalor tidak
terjadi diluar bejana. Untuk mengurangi radiasi kalor dan kehilangan kalor
karena penyerapan dinding bejana, maka kedua dinding bejana bagian dalam dan
luar dibuat mengkilap.
3.PERUBAHAN WUJUD
4. PERPINDAHAN KALOR
Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu
:
a.
Konduksi
Jika sebuah
logam yang salah satu ujungnya dipanaskandalam selang waktu tertenu, ujung
lainnya pun akan terasa panas. Hal ini menunjukkan bahwa pada batang logam
tersebut terjadi aliran atau perpindahan kalor dari bagian logam yang bersuhu
tinggi ke bagian logam yang bersuhu rendah. Perpindahan kalor pada logam yang
tidak diikuti perpindahan massa ini disebut dengan perpindahan kalor secara
konduksi. Jadi konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat perantara dn selama
terjadi perpindahan kalor, tidak disertai dengan perpindahan partikel-partikel
zat perantaranya.
Perpindahan kalor di dalam zat
padat dapat dijelaskan dengan teori atom. Atom atom dalam zat padat yang
dipanaskan akan bergetar dengan kuat. Atom atom yang bergetar akan memindahkan
sebagian energinya kepada atom atom tetangga terdekat yang ditumbuknya.
Kemudian atom tetangga yang ditumbuk dan mendapatkan kalor ini akan ikut
bergetar dan menumbuk atom tetangga lainnya, demikian seterusnya sehingga
terjadi perpindahan kalor
Dalam zat padat. Syarat terjadinya konduksi kalor suatu benda adalah adanya
perbedaan suhu antar dua tempat pada benda tersebut. Kalor akan berpindah dari
tempat bersuhu tinggi ke tempat bersuhu rendah. Jika suhu kedua
tempat tersebut menjadi sama, maka rambatan kalor pun akan terhenti. Berdasarkan kemampuan suatu zat menghantarkan kalor secara konduksi, zat
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor
adalah zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik, sedangkan isolator
adalah kebalikannya, yaitu zata yang sukar menghantarkan kalor. Dari
hasil percobaan diperoleh bahwa perpindahan kalor secara konduksi bergantung
pada jenis logam, luas penampang penghantar kalor, perbedaan suhu antar
ujung-ujung logam, serta panjang penghantar yang dilalui oleh kalor tersebut.
Besar kalor yang mengalir per satuan waktu pada proses konduksi ini
tergantung pada :
a.Berbanding lurus deng an luas penampang
batang
b.Berbanding lurus dengan selisih suhu
kedua ujung batang, dan
c.Berbanding terbalik dengan panjang
batang
b. Konveksi
Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai dengan
perpindahan pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2 jenis konveksi,
yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah pergerakan
fluida terjadi karena perbedaan massa jenis, sedangkan pada konveksi paksa terjadinya
pergerakan fluida karena ada paksaan dari luar. Contoh konveksi alamiah : nyala
lilin akan menimbulkan konveksi udara disekitarnya, air yang dipanaskan dalam
panci, terjadinya angin laut dan angin darat, dsb. Contoh konveksi paksa :
sistim pendingin mobil, pengering rambut, kipas angin, Besar laju kalor ketika
sebuah benda panas memindahkan kalor ke fluida di sekitarnya adalah berbanding lurus dengan luas permukaan benda yang bersentuhan dengan
fluida dan perbedaan suhu antara benda dengan fluida.
b.
Radiasi
adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada
radiasi, kalor atau energi merambat tanpa membutuhkan zat perantara, berbeda
halnya dengan konduksi
atau konveksi yang selalu membutuhkan medium.
Sebenarnya setiap benda memancarkan dan menyerap
energi radiasi.Benda panas ada yang berpijar dan ada juga yang tidak
berpijar.
Kedua benda tersebut
memencarkan/meradiasikan energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik
dengan berbagai panjang gelombang. Yosef Stefan menemukan bahwa laju
rambat kalor secara radiasi tiap satu satuan luas permukaan benda begantung
pada sifat dan suhu permukaan benda. Benda yang mengkilap lebih sukar
memencarkan kalor daripada benda yang hitan dan kusam. Keadaan tersebut juga
berlaku untuk benda yang menyerap kalor. Benda yang permukaannnya mengkilap
lebih sukar menyerap kalor daripada benda yang permukaannnya hitam dan kusam.
Jadi dspst dikstsksn bahwa benda hitam dan kusam merupakan pemancar dan
penyerap kalor yang baik.
5.PEMUAIAN
Jika sebuah benda dipanaskan/diberikan kalor, maka partikel -partikel dalam
benda itu akan bergetar lebih kuat sehingga saling menjauh. Sehingga ukuran benda akan menjadi lebih besar. Kita katakan bahwa benda itu memuai.
Pemuaian dapat terjadi baik pada benda padat, cair
maupun gas.
A.Pemuaiann zat padat
a) Pemuaian Panjang
Pada pemuaian panjang dianggap bahwa benda mempunyai
luas penampang yang kecil,
sehingga ketika dipanaskan hanya memuai pada arah
panjangnya saja. Besarnya pertambahan panjang sebuah benda yang dipanaskan
adalah berbanding lurus dengan :
·
panjang mula-mula
benda
·
kenaikan suhu
Secara matematis dituliskan :
ΔL = L0 a ∆T
Sedangkan panjang benda setelah dipanaskan adalah :
Lt = Lo + ΔL
b) Pemuaian Luas
Pada pemuaian luas, pemuaian terjadi pada arah melebar
pada sisi panjang dan lebar benda. ∆A=AO
ß∆T
c) Pemuaian Volume
Pemuaian volume biasanya terjadi pada zat cair dan gas. Pemuaian ini
terjadi pada arah memanjang, melebar dan meninggi. Analog dengan pemuaian
panjang, persamaan pada pemuaian volume adalah :
V = Vo. γ. Δt dimana berlaku hubungan : γ = 3a
Vt = Vo (1+γ ∆T)
B.Pemuaian zat cair
Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian zat cair disebut labu didih.
Sifat utama zat cair adalah menyesuaikan dengan bentuk wadahnya. Oleh karena
itu zat cair hanya memiliki muai volume saja.
C.Pemuaian Gas
Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian gas disebut dilatometer.
Salah satu perbedaan antara zat gas dengan zat padat dan cair adalah volume zat
gas dapat diubah-ubah dengan mudah. Misal, sebuah tabung gas elpiji. Di dalam
tabung gas tentu akan mengadakan tekanan pada dinding tabung. Tekanan ini
disebabkan oleh gerakan partikel gas. Peristiwa pemuaian pada zat gas mudah
diamati daripada pemuaian pada zat padat. Pemuaian pada zat gas ditunjukkan
oleh gelembung-gelembung udara yang keluar dari dalam pipa kapiler yang ada
pada labu didih. Tiga hal yang perlu diperhatikan pada zat gas adalah volume,
tekanan dan suhu.
a. Untuk
volume terhadap perubahan suhu pada tekanan tetap
b. Tekanan terhadap perubahan suhu pada volume tetap
Balon udara merupakan
salah satu contoh penerapan muai gas
6.MASALAH YANG DITIMBULKAN OLEH PEMUAIAN
a. Pemasangan kaca jendela
Tukang kayu merancang ukuran bingkai jendela yang sedikit lebih besar
daripada ukuran sebenarnya. Hal
ini dilakukan untuk memberi ruang kaca saat terjadi pemuaian. Apabila desain
jendela tidak diberi ruangan pemuaian, maka saat kaca memuai akan mengakibatkan
retaknya kaca tersebut.
b. Celah
pemuaian pada sambungan jembatan
Sering kamu
jumpai sambungan antara dua jembatan beton terdapat celah di antaranya. Hal ini bertujuan agar jembatan tersebut
tidak melengkung saat terjadi pemuaian.
c. Sambungan
rel kereta api
Sambungan
rel kereta api dibuat ada celah diantara dua batang rel tersebut. Hal ini
bertujuan agar saat terjadi pemuaian tidak menyebabkan rel melengkung.
Rancangan yang sering digunakan sekarang ini sambungan rel kereta api dibuat
bertautan dengan ujung rel tersebut dibuat runcing. Penyambungan seperti ini
memungkinkan rel memuai tanpa menyebabkan kerusakan.
d. Kawat
telepon atau kawat listrik
Pemasangan
kawat telepon atau kawat listrik dibiarkan kendor saat pemasangannya pada siang
hari. Hal ini dilakukan dengan maksud, pada malam hari kawat telepon atau
listrik mengalami penyusutan sehingga kawat tersebut tidak putus.
Beberapa manfaat pemuaian yang sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari, antara lain:
a. Pengelingan
a. Pengelingan
Menyambung dua pelat dengan menggunakan paku khusus dengan proses khusus
disebut mengeling. Bagaimanakah cara pemasangan paku keling? Paku keling yang
dipakai untuk mengeling sesuatu dalam keadaan panas sampai berpijar dan
dimasukkan ke dalam lubang pelat yang hendak kita keling. Kemudian paku bagian
atas dipukul-pukul sampai rata. Setelah dingin paku keling tersebut akan
menyusut dan menekan kuat pelat tersebut. Pengelingan dapat kamu jumpai pada
pembuatan badan kapal laut.
b. Keping bimetal
Dua keping logam yang mempunyai koefisien muai panjang berbeda dikeling
menjadi satu disebut keping bimetal. Keping bimetal peka terhadap perubahan
suhu. Jika keping bimetal dipanaskan, maka akan melengkung ke arah logam yang
angka koefisien muai panjangnya kecil. Bila didinginkan, keping bimetal akan
melengkung ke arah logam yang angka koefisien muai panjangnya besar. Perbedaan
pemuaian ini dipakai sebagai termostat. Termostat adalah alat yang berfungsi
ganda sebagai saklar otomatis dan sebagai pengatur suhu. Beberapa alat yang
memanfaatkan keping bimetal dalam termostat, antara lain: setrika listrik,
almari es, bel listrik, alarm kebakaran, lampu sen mobil atau motor, rice
cooker, oven.
c. Pemasangan bingkai roda logam pada pedati dan kereta api
Roda pedati dan roda kereta api memiliki ukuran lebih kecil daripada ukuran
bingkainya. Untuk dapat memasang roda logam tersebut , maka dengan cara
pemanasan. Hal ini mengakibatkan roda logam akan mengalami pemuaian. Kemudian
roda logam tersebut dipasang pada bingkainya, setelah dingin roda akan menyusut
dan terpasang pada bingkainya dengan kuat.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Berdasarkan
materi diatas Suhu atau temperatur benda adalah besaran yang menyatakan derajat
panas suatu benda. Benda yang panas eememiliki suhu yang tinggi, sedangkan
benda yang dinginkan memiliki suhu yang rendah.
Kalor adalah
energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang
suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan.
Besar kalor yang diberikan pada sebuah benda yang
digunakan untuk menaikkan suhu tergantung pada :
massa benda
kalor jenis benda
perbedaan suhu kedua
benda
Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu
:
- Konduksi
- Konveksi
- Radiasi
pemuaian adalah
bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau
bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian terjadi pada 3
zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat gas.
DAFTAR
PUSTAKA
Bandura,A.
(1969).fisika alam.jakarta: erlangga.
De Potter,
Bobbi & Hernachi, Mike. (1992).physic
of unsure-unsur. Del Publishing. Developmen. Houghton Mufflin Company.
Boston. Development.J.B.Lippincoot
Company,Philadelphia,1973.
Jensen, A.R.
(1969). Physic.New York: Press. Portland Oregon.
Seifert,Kelvin
L.,and Hoffnung,Robert J.(1991). Chil and
physic.
0 komentar:
Posting Komentar