Kamis, 18 Desember 2014

Life is a Fight Against Boredom

Life is a Fight Against Boredom





Image Credit By kennlaras
"Life is a fight against boredom"
- Ooima Yoshitoki (Koe no Katachi) -
Hidup seseorang itu bagaikan sebuah buku. Ada buku yang seru, dan ada yang membosankan. Buku yang memiliki tokoh utama yang kuat, dan konflik yang seru tentu lebih disukai orang banyak. Sementara buku yang memiliki tokoh utama yang lemah atau hampir sempurna, dan konflik yang klise hanya akan jadi tulisan yang terlupakan.


Hingga detik ini pun kita masih jadi penulis sekaligus tokoh utama buku kehidupan kita.
Kita hidup di zaman yang sudah terlanjur membosankan. Kita bukan lagi generasi yang merasakan hebatnya sakit saat tertembus peluru, melainkan hanya merasakan sakit hati oleh hal sepele. Kita tidak tahu bahagianya memenangkan sebuah negara, melainkan memenangkan hati beberapa orang. Kita tidak tahu rasanya begitu mencitai seseorang hingga rela mati untuknya, melainkan kita yang sekarang bermain dengan kata 'cinta' bahkan menyakiti mereka. That’s the reality now. Your story never as great as your grandfather’s story.

Namun tentu ada juga cerita bagus di zaman ini, seperti cerita seorang jenius Bill Gates yang pernah di-dropout universitasnya yang lebih seru dari cerita sarjana manapun. Cerita seorang koki tunanetra Christine Ha yang memenangkan lomba masak, MasterChef US, yang lebih seru dari koki manapun. Atau cerita seorang pedagang koran yang jadi miliuner yang lebih seru dari miliuner manapun.

Cerita-cerita seperti itulah yang menarik pembaca karena memiliki sebuah nilai, nilai kehidupan. Nilai yang hanya didapat oleh orang-orang yang mau bangkit setelah terpuruk, dan orang-orang yang mau terpuruk demi keberhasilan lain. Nilai hidup yang membunuh kebosanan, dan membangkitkan harapan.

Karena orang yang tidak berbuat apa-apa sama dengan orang yang tenggelam dalam keterpurukan, sama-sama tidak punya harapan. Padahal yang membedakan manusia dengan segumpal tanah liat adalah sebuah harapan.

Coba kalian berhenti sejenak membaca artikel ini, cobalah untuk mengingat sekilas halaman-halaman sebelumnya dibuku kalian, sudahkah cukup seru?

Jika belum, lepaskanlah sandaran kalian, renggangkanlah otot-otot kaku  kalian yang lelah membaca cerita hebat orang lain, mulailah memantapkan hati untuk menulis cerita hidup yang kalian dambakan sendiri ,dan bangkitkan lagi mimpi-mimpi lama kalian yang tertidur. Pikirkan sejenak isi halaman terakhir yang kalian inginkan, percaya bahwa itu adalah akhir yang indah yang akan kalian dapatkan. Bersama Tuhan sebagai editor, tersenyumlah karena pengembangan cerita dari sebuah konflik adalah milik kalian sepenuhnya, sang penulis buku.

Dan bagi yang sekarang sudah memegang konflik, entah itu kemiskinan, mimpi yang tidak terlihat, penyakit, dan lainnya, sekali lagi, bersyukurlah, hidup kalian akan bermakna setelah bangkit. Apapun caranya, hambatannya,  percayalah bahwa cerita sedih itu hanya sepersekian isi cerita hidup kalian yang indah.
"Aku tidak pernah gagal. Aku hanya menemukan 999 cara yang tidak bekerja."
- Thomas Alva Edison -
Karena gagal yang sebenarnya adalah ketika kita berhenti mencoba. Kita terpuruk,it's over. Atau kita hanya sibuk tidak melakukan apa-apa, bermain aman dengan hidup karena takut mencoba, it's also over.
"Walau tidak berhasil hingga trial ke-1000, pastikan kita bangkit untuk ke-1001 kalinya"
- Deachu.wordpress -
Dengan begitu dari segala cobaan hidup, tangis, dan tawa saat kita berhasil nanti juga akan terulang saat kita membaca ulang cerita hidup kita. Sampai saat kita sudah tidak berdaya, saat sudah waktunya menutup buku, kita bisa bersyukur betapa bernilainya hidup kita.
 
Sumber : Arthinkle

0 komentar:

Posting Komentar